Hiruk Pikuk Persepakbolaan Indonesia, Mau Sampai Kapan?

    Hiruk Pikuk Persepakbolaan Indonesia, Mau Sampai Kapan?
    Semangat tim kesebelasan sepak bola Indonesia saat bertanding dalam kompetisi Piala AFF 2020 (Sumber: Bola.net)

    SURABAYA – Hiruk pikuk persepakbolaan Indonesia seolah tidak ada hentinya menjadi sorotan publik. Kisruh permasalahan seperti mafia sepak bola, bentrok antar suporter, sampai campur tangan politik ke dalam sepak bola terus terjadi hingga membuat batalnya gelaran Piala Dunia U-20 di Indonesia. Lantas, kapan Indonesia bisa bangkit dan meraih kesuksesan kembali dalam sepak bola?

    Sepak bola memang sudah menjadi olahraga yang populer di Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Nielsen dalam World Football Report 2022, sebanyak 69 persen penduduk Indonesia tertarik dengan sepak bola. Indonesia bahkan menempati posisi ketiga di Asia dengan jumlah penduduk terbanyak yang antusias terhadap sepak bola. Dari antusiasme itu, pastinya penduduk Indonesia mempunyai secercah harapan untuk persepakbolaan Indonesia bangkit dari hiruk pikuk yang terjadi.

    Kilas balik ke tahun 2015, antuasisme publik dalam sepak bola seakan dipatahkan dengan sanksi pembekuan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) yang diberikan oleh Federation Internationale de Football Association (FIFA) selama satu tahun. Adanya intervensi pemerintah Indonesia terhadap PSSI membuat Tim Nasional Indonesia tidak bisa berlaga dalam Kualifikasi Piala Asia 2019 dan Kualifikasi Piala Dunia 2018.

    Demikian, situasi serupa pun terjadi menjelang digelarnya Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sejumlah tokoh politik dan kelompok mendadak tidak menginginkan gelaran kompetisi internasional tersebut berlangsung di Indonesia karena sejumlah alasan. Alhasil, FIFA kembali mengeluarkan surat untuk PSSI terkait pembatalan Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20 2023. Beruntung, sanksi yang diberikan FIFA bukanlah pembekuan federasi, melainkan pembekuan dana FIFA Forward.

    Presiden RI, Joko Widodo (jaket merah berdiri), Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (jaket hitam), Pelatih Timnas U-20 Indonesia, Shin Tae-yong (jaket abu), serta jajaran pengurus PSSI dan para pemain Timnas U-20 Indonesia saat menjalani latihan terakhir di Gelora Bung Karno, 1 April 2023 (Sumber: gbk.id)

    Tidak hanya itu, kurangnya prestasi Tim Nasional Indonesia dan kualitas liga yang buruk juga menurunkan minat publik untuk menonton pertandingan sepak bola Indonesia. Maka dari itu, PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia harus berupaya mengembalikan kepercayaan dan antusiasme publik dalam persepakbolaan Indonesia.

    Untuk memperbaiki situasi sepak bola Indonesia saat ini, PSSI dapat melakukan beberapa cara, seperti melakukan pembenahan atau sterilisasi dalam pengurus internal agar urusan persepakbolaan ini tidak dapat diganggu oleh orang luar. Kemudian, koordinasi antara federasi dan klub juga dibutuhkan untuk membuat liga sepak bola yang menarik. Dengan regulasi dan kebijakan yang fresh dan jelas dapat membuat kompetisi liga sepak bola Indonesia lebih berkualitas dan kompetitif.

    Selain itu, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur juga menjadi kunci perkembangan persepakbolaan Indonesia. Pembangunan sarana, seperti stadion dan lapangan sepak bola yang berstandar FIFA tentu dibutuhkan oleh atlet sepak bola Indonesia. Lalu, PSSI dapat menaruh perhatian untuk pengembangan bibit atlet-atlet muda agar nantinya kemampuan atlet muda sepak bola Indonesia dapat bersaing di level internasional.

    Aksi koreografi kreatif dari suporter Timnas Indonesia (Sumber: goal.com)

    Tentu saja, selain faktor-faktor teknis, nilai-nilai sportivitas dan fair play juga perlu ditanamkan dalam dunia sepak bola Indonesia. Hal-hal seperti kericuhan antar suporter dan tindakan kekerasan lainnya harus dihindari dalam pertandingan. Para suporter dapat memberikan rasa cintanya kepada tim kesayangan mereka dengan chant, koreo, atau sorakan kreatif lainnya.

    Sejauh ini, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir sudah melakukan beberapa hal positif, seperti melakukan pembaruan regulasi pada kompetisi liga sepak bola Indonesia, mengaudit dan mereformasi PSSI, serta memberikan perhatian kepada infrastruktur dan atlet sepak bola Indonesia. Harapnya, hal positif tersebut dapat terus berlanjut untuk memajukan persepakbolaan Indonesia hingga sepak bola Indonesia dapat kembali berjaya di kancah internasional. (*)

     Surabaya, 27 Mei 2023

    Ditulis oleh: Muhammad Aulia Zikra
    Mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri Angkatan 2022

    Reporter ITS Online

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Spektronics Berlaga di ICRCC 2023 dengan...

    Artikel Berikutnya

    Wisuda ke-103; Bayar Lunas Kebahagiaan Hari...

    Berita terkait

    Rekomendasi berita

    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Pelantikan Pejabat dan Ground Breaking Tanaman Tahun 2024 Perum Perhutani KPH Jember
    Musik Ramuan DJ Amel Zoya Bisa Buat Orang Joget dan Happy
    Konsolidasi Perhutani dan LMDH untuk Kemitraan Produktif
    Perhutani Probolinggo Ikut Berpartisipasi dalam Acara Underwater Clean Up di Pantai Tampora Situbondo

    Tags